a.
Polusi
Udara
Peningkatan paparan polusi udara merupakan
faktor risiko untuk meningkatkan morbiditas asma dengan memburuknya gejala dan
fungsi paru-paru. Polusi udara adalah campuran kompleks parikel dengan ukuran
yang bervariasi dan berbagai gas. Dalam studi panel dan time-series, polusi
udara seperti partikel halus dan ozon mengurangi fungsi paru-paru pada anak-anak
yang sudah terkena asma dan meningkatkan gejala dan penggunaan obat. Demikian
juga, pasien di IGD, kegiatan dokter umum dan penerimaan rumah sakit untuk asma
dan mengi memiliki hubungan positif terhadap tingkat polusi udara lingkungan.
Campuran partikel, terutama yang terdapat pada
paparan pada polusi lalu lintas, tampaknya memiliki efek yang paling buruk. Paparan
pada polusi lalu lintas adalah campuran kompleks partikel dan emisi gas utama
termasuk nitrogen oksida, yang menyebabkan generasi polutan sekunder seperti
ozon, nitrat dan aerosol organik.
b.
Kekerasan
dan Kelembaban Air
Pasokan air rumah tangga mungkin memiliki
hubungan terhadap onset dermatitis alergi. Sebuah studi ekologi menunjukkan
hubungan yang signifikan antara kesadahan air dan prevalensi eksim aotipk pada
anak-anak.
c.
Nutrisi
Pemberian ASI pada anak telah lama
direkomendasikan untuk pencegahan alergi. Selain itu, pemberian makanan padat
pada anak di tahun pertama berhubungan dengan penurunan dermatitis atopik dan
asma pada anak.
d.
Paparan
Alergen
Paparan alergen memiliki respon yang
linier terhadap sensitifitas yang terjadi pada anak. Adanya paparan debu
memiliki hubungan positif pada asma yang terjadi pada anak.
e.
Jumlah
Anggota Keluarga, Infeksi dan Higenitas
Jumlah saudara kandung yang dimiliki oleh
individu dan anak yang dimiliki pasangan suami istri memiliki hubungan terbalik
terhadap prevalensi penyakit atopik yang terjadi pada anak-anak. Hal ini
dihubungkan dengan hipotesis higenitas. Infeksi virus pada saluran pernapasan merupakan
penyebab utama eksebasi akut pada bunyi “mengi” yang terjadi. Hal ini biasa
terjadi pada awal masa kanak-kanak. Hal ini dihubungkan dengan respon sistem
imun yang belum baik pada anak-anak.
(Leung et al, 2016)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar